Catatan Sopandi, diafragma atau yang lebih sering disebut aperture dalam sebuah fotografi merupakan salah satu dari 3 pilar dasar fotografi, sedangkan dua lainnya yaitu ISO dan Shutter Speed. Seperti yang sudah dibahas pada postingan Memahami Segitiga Exposure. Untuk melanjutkan secara detail simak tulisan ini untuk memahami diafragma atau aperture pada fotografi.
Lumix GX85 Lensa 25mm f/1.7 |
Dalam dunia fotografi, aperture sering digunakan untuk memberikan kesan dimensi dengan cara membuat blur dibagian background (biasa digunakan dalam portrait fotografi) atau membuat fokus disemua bidang (Lanscape Fotografi).
Apa itu Diafragma atau Aperture
Aperture merupakan lubang yang terdapat dalam sebuah lensa, dimana besarnya lubang itu menentukan banyaknya cahaya yang dilewatkan menuju sensor atau film. Besar kecilnya lubang ditentukan oleh material tipis yang membentuk sebuah lingkaran, yang sering disebut sebagai diafragma atau umumnya terbuat dari beberapa blade dan terlihat seperti ini.
Sumber : Pexels |
Analogi Aperture Kamera
Analogi aperture lebih dekat dengan pupil pada mata, karena memeang tiap=tiap kamera terbaru saat ini didesain seperti layaknya sebuah mata. Berdasarkan banyaknya cahaya, iris dapat mengontrol pupil untuk melewatkan cahaya ke dalam mata. Sejumlah cahaya masuk hingga sampai ke retina (dalam kamera dianalogikan sebagai sensor atau film), bergantung pada pupil – semakin besar pupil semakin banyak cahaya masuk.
Untuk memudahkan pemahaman kalian, ketika pupil diibaratkan aperture “Semakin besar bukaan Aperture semakin banyak cahaya masuk ke sensor, begitu pun sebaliknya”.
Nilai aperture ditandai dengan “f/ angka”, misalnya f/22, f/11, f/8, f/5.6, f/3.5, f/2.8,f/1.8,f/1.4. Jumlah bilah/daun dalam pengaturan aperture tergantung pada pabrikan dan juga pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerjanya. Jumlah bilah juga menentukan bentuk bukaan, yang juga penting pada titik berikutnya.
Bilah daun / blade |
Untuk gambaran tentang bukaan lensa atau aperture dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambaran Pengaruh Aperture |
Salah satu yang penting untuk diingat, ukuran aperture akan berdampak langsung pada Dept Of Field (DOF), yaitu area tertentu yang terlihat tajam. Nilai f-Number yang besar atau bukaan blade kecil (sebagai contoh f/22) akan membuat obyek pada foreground dan background terlihat fokus. Sedangkan nilai f-number kecil atau bukaan blade besar (sebagai contoh f/1.4) akan mengisolasi obyek pada foreground yang terlihat fokus, sedangkan background tampak blur.
Aperture bekerja sama dengan rana untuk melewatkan sejumlah cahaya yang dikontrol ke sensor. Bukaan diukur dalam f berhenti. Jadi ketika Anda mendengar seseorang berkata f2.8 atau f8, mereka berbicara tentang aperture. Semakin kecil angkanya, semakin besar bukaan aperture. Jadi f22 berarti bahwa aperture sepenuhnya tertutup, memungkinkan sangat sedikit cahaya untuk dilewatkan. Sarana f1.8 hampir tidak tertutup, memungkinkan hampir semua cahaya melewatinya.
Hal yang perlu dicatat
– Semakin besar aperture (yaitu, semakin kecil f-number), semakin besar bokeh-nya.
– Semakin kecil aperture (yaitu, semakin besar f-number), semakin besar area dalam fokus (depth-of-field).
– Jumlah cahaya yang memasuki sensor bisa dikontrol dengan melebarkan menyempitkan aperture.
Untuk dapat memahami diafragma atau aperture perbanyak latihan untuk mengetahui sweet spot atau kemampuan dari lensa yang kalian gunakan. Ada saatnya kalian memahami sendiri jadi alat yang kalian gunakan jika sudah terbiasa menggunakannya.